Sabtu, 12 Januari 2019

Revitalisasi Peran & Fungsi Kota Parepare (Sebuah Catatan untuk Walikota dan Pemkot Parepare)


Kota Parepare yang terletak sekitar 155 km sebelah utara Kota Makassar, merupakan salah satu daerah yang strategis dalam lingkup provinsi Sulawesi Selatan. Posisinya sebagai kota pelabuhan dan daerah transit untuk beberapa kabupaten menuju ke ibukota provinsi, dan juga ke wilayah provinsi lainnya, memungkinkan daerah ini memiliki peluang besar untuk terus berkembang di berbagai bidang pada masa-masa yang akan datang.
Dalam standar penataan ruang, Parepare termasuk kategori kota menengah atau kota sedang dengan cakupan penduduk yang dilayani antara 100.000 – 500.000 jiwa. Dengan posisi strategis seperti itu, semestinya Parepare memainkan peran dan fungsi yang strategis pula dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan  perkotaan pada wilayah serta skala yang lebih luas.
Dalam kaitan itulah, sebagai peminat masalah perkotaan dan kewilayahan serta salah satu putra daerah yang juga ingin melihat kemajuan kotanya, maka dalam rangka hari jadi Kota Parepare ke-56, yang beberapa waktu lalu telah dirayakan, maka saya ingin menyampaikan beberapa catatan pada kesempatan ini untuk Walikota dan Pemerintah Kota Parepare, antara lain : Pertama, Sejatinya sebuah perayaan hari jadi, haruslah dijadikan momentum untuk berbenah, melakukan evaluasi dan introspeksi terhadap segala sesuatu yang telah dikerjakan,  apakah sudah sesuai dengan target dan sasaran yang ingin dicapai atau belum. Di saat yang sama, dapat pula digunakan untuk merumuskan segala rencana dan tahapan yang akan dilakukan pada waktu berikutnya. Karena itu, momentum yang baik ini jangan sampai dilewatkan begitu saja, dengan hanya mengisi sesuatu yang bersifat seremonial belaka dari tahun ke tahun yang tidak bermanfaat.  Kedua, visi, misi serta orientasi Kota Parepare harus lebih diperjelas, dan secara sungguh-sungguh diwujudkan dalam implementasinya. Bukan hanya sekadar jargon, slogan dan janji-janji belaka. Sekedar mengingatkan saja, bahwa slogan “Parepare Bandar Madani : Pusat Niaga, Jasa dan Pendidikan”, sudah diusung oleh Pemerintah Kota Parepare sejak tahun 2003. Pertanyaannya adalah apakah slogan tersebut masih dianggap relevan  menjadi visi pembangunan Kota Parepare ataukah sudah butuh perubahan serta formulasi yang baru? Ketiga, Pemerintah Kota Parepare harus betul-betul menunjukkan keseriusannya dalam mengatur kota ini. Karena menurut hemat saya, mengurusi kota sedang (menengah) seperti Kota Parepare, tentu tidak serumit mengurusi sebuah negara dengan jumlah penduduk dan wilayah yang begitu besar. Salah satu yang mesti menjadi perhatian adalah bagaimana memberikan pelayanan maksimal dan memadai bagi rakyat atau masyarakat, dengan memenuhi hak-hak dasar mereka. Keempat, seluruh jajaran pejabat Pemkot Parepare, baik eksekutif maupun dari kalangan legislatif dan yudikatif, perlu berupaya sebisa mungkin mencerap nilai-nilai serta budaya-budaya luhur dari kearifan lokal kita, seperti kejujuran dan kesederhanaan, sehingga kepercayaan dari masyarakat dalam mengemban amanah berupa jabatan publik bisa semakin kuat, dan sekaligus dimaknai sebagai bagian dari tanggung jawab yang senantiasa harus dipelihara dan dijunjung tinggi. Dengan begitu, mental korup dan penyelewengan kekuasaan sedikit demi sedikit dapat dikikis. Sebab di negeri kita ini, hal semacam itu sudah menjadi sesuatu yang sulit untuk dijumpai. Mayoritas pejabat di masa berkuasa, malahan sibuk bekerja keras untuk melakukan investasi dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Karenanya mungkin sesuatu yang mustahil bisa kita temukan, ada pejabat publik yang mau membagikan seluruh atau paling tidak sebagian dari gajinya untuk rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan. Kelima, karena bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah merupakan hal yang paling fundamental untuk kemajuan peradaban negara, bangsa ataupun daerah, maka dengan demikian sektor ini mestilah mendapatkan perhatian lebih khusus lagi. Saya melihat perhatian terhadap dunia pendidikan di Kota Parepare belum begitu maksimal, padahal sudah menjadi visi dari kota ini. Iklim pendidikan dan geliat intelektualitas di tengah-tengah masyarakat, belum terasa ketika orang memasuki Kota Parepare. Hal ini dapat dimaklumi, karena ketersediaan infrastruktur dan prasarana pendidikan yang ada belum memadai. Keenam, biasanya di daerah yang akan menjalankan agenda pilkada – meskipun masih dua atau tiga tahun ke depan – kepala daerah sudah mulai disibukkan dengan berbagai persiapan untuk berusaha melanjutkan lagi kepemimpinannya pada periode kedua pemerintahannya. Dengan begitu, fokus perhatian pada program dan tujuan yang sudah dicanangkan menjadi mulai buyar, apalagi  jika antara Walikota dan wakilnya mengalami pecah kongsi. Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada Walikota dan Wakil Walikota agar tidak mengkhianati amanah rakyat di sisa waktu pemerintahannya.
Kalau saja pembenahan secara internal ini dapat dilakukan dan berjalan secara efektif, maka langkah selanjutnya bagi pemerintah kota adalah merumuskan dan memformulasi kembali peran dan fungsi Kota Parepare dalam konteks pengembangan wilayah di Sulawesi Selatan. Menjadikan Kota Parepare sebagai pusat pertumbuhan baru di Sulawesi Selatan bukan sesuatu yang mustahil, asalkan ada keseriusan dan keberanian dari pemerintah kota yang ada sekarang ini, dalam memikul tanggung jawab serta tantangan yang lebih besar pula. Wallahu a’lam bisshawab.`
Pare Pos, Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rezim Yang Ambigu dan Problem Lingkungan di Indonesia

Permasalahan lingkungan hidup, telah mendapat perhatian besar di hampir semua negara. Ini terutama terjadi sejak dasawarsa 1970-an setelah d...