Dengan
demikian, setiap pujian kepada manusia yang terdapat di dalam Al-Quran dan
hadis, pasti berkenaan dengan seluruh manusia, baik perempuan maupun laki-laki.
Di dalam Al-Quran, tidak terdapat ayat yang mencela kewanitaan seorang perempuan.
Oleh karena itu, perempuan dan laki-laki menurut perspektif Islam, adalah dua
manusia yang sama.
Allah SWT
dalam banyak firman-Nya telah menerangkan mengenai hal ini di antaranya: Surah
An-Nahl[16]:97 “Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
daripada apa yang telah mereka kerjakan.” Ali Imran[3]:195 “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki atau perempuan (karena)
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”, serta Al-Ahzab[33]:35 “Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Al-Quran
menjelaskan para perempuan utama sepanjang sejarah, seperti juga menjelaskan
para lelaki utama serta memuji mereka. Sebagai contoh, berkenaan dengan Sayyidah
Maryam as yang mengatakan: “Hai Maryam!
Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas
segala perempuan di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS.Ali Imran[3]:42).
Demikian pula Allah berfirman mengenai Asiyah istri Firaun dalam Surah
At-Tahrim[66]:11. Dan berkenaan dengan para perempuan tersebut, Rasulullah SAW
pernah bersabda: “Para penghulu perempuan
surga ada empat orang: Khadijah putri Khuwailid, Maryam putri Imran, Asiyah
putri Mazahim dan Fatimah putri
Muhammad.”
Dalam
pandangan Al-Quran, manusia saleh adalah teladan bagi seluruh manusia. seorang
laki-laki atau pria teladan adalah contoh bagi seluruh manusia bukan hanya
untuk laki-laki saja. Begitu pula dengan perempuan teladan, adalah contoh yang
harus diikuti oleh seluruh manusia dan bukan untuk perempuan saja. Hal ini
telah dijelaskan dengan seterang-terangnya dalam Al-Quran.
Di dalam
surah At-Tahrim ayat 10-12, ditampilkan empat perempuan sebagai pelajaran (i’tibar) bagi umat manusia. Dua di
antaranya sebagai teladan kebaikan dan dua lainnya merupakan contoh dalam
keburukan. Di sini tidak ada pembicaraan tentang jenis kelamin laki-laki atau perempuan,
karena masing-masing dapat mengambil pelajaran dari sejarah kemanusiaan yang
disajikan Al-Quran.
Berkaitan
dengan contoh keburukan, Al-Quran mengisahkan dua perempuan yang berperangai
buruk, yaitu istri Nabi Luth as dan istri Nabi Nuh as. Allah SWT berfirman: “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth
perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang di antara hamba-hamba
Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya, maka kedua suaminya itu
tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan kepada
keduanya, masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.” (QS.At-Tahrim[66]:10)
Al-Quran
juga mengemukakan dua contoh perempuan baik sebagai teladan. Pertama, Allah SWT berfirman: “Dan Allah membuat istri Firaun (sebagai)
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika dia berkata: “Ya Tuhanku,
bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga dan selamatkanlah aku
dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(QS.At-Tahrim[66]:11). Kedua,
Perempuan teladan lainnya yang disebutkan adalah Maryam as. Allah SWT berfirman
tentang keteladanan Maryam as: “Dan
ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke
dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat
Tuhan dan kitab-kitab-Nya. Dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”
(QS.At-Tahrim[66]:12).
Kiranya
dapat dipahami bahwa empat kisah yang disebutkan dalam surah At-Tahrim
tersebut, bukanlah merupakan pelajaran bagi kaum perempuan saja, tetapi
sekaligus untuk kaum laki-laki juga. Karena seperti telah disinggung bahwa
manusia teladan adalah merupakan teladan atau contoh untuk seluruh manusia,
tidak dikhususkan laki-laki atau perempuan saja.
Makassar, Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar