Kamis, 25 April 2019

Perempuan dan Keteladanan dalam Al-Quran

Dalam Islam, perempuan memiliki kedudukan tinggi sebagai manusia, karena perempuan dan laki-laki tidak berbeda dalam sisi kemanusiaan. Manusia di dalam Al-Quran juga disebutkan sebagai khalifah Allah SWT yang memperoleh kemuliaan.
Dengan demikian, setiap pujian kepada manusia yang terdapat di dalam Al-Quran dan hadis, pasti berkenaan dengan seluruh manusia, baik perempuan maupun laki-laki. Di dalam Al-Quran, tidak terdapat ayat yang mencela kewanitaan seorang perempuan. Oleh karena itu, perempuan dan laki-laki menurut perspektif Islam, adalah dua manusia yang sama.
Allah SWT dalam banyak firman-Nya telah menerangkan mengenai hal ini di antaranya: Surah An-Nahl[16]:97 “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” Ali Imran[3]:195 “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki atau perempuan (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”, serta  Al-Ahzab[33]:35  “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Al-Quran menjelaskan para perempuan utama sepanjang sejarah, seperti juga menjelaskan para lelaki utama serta memuji mereka. Sebagai contoh, berkenaan dengan Sayyidah Maryam as yang mengatakan: “Hai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala perempuan di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS.Ali Imran[3]:42). Demikian pula Allah berfirman mengenai Asiyah istri Firaun dalam Surah At-Tahrim[66]:11. Dan berkenaan dengan para perempuan tersebut, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Para penghulu perempuan surga ada empat orang: Khadijah putri Khuwailid, Maryam putri Imran, Asiyah putri Mazahim dan  Fatimah putri Muhammad.”
Dalam pandangan Al-Quran, manusia saleh adalah teladan bagi seluruh manusia. seorang laki-laki atau pria teladan adalah contoh bagi seluruh manusia bukan hanya untuk laki-laki saja. Begitu pula dengan perempuan teladan, adalah contoh yang harus diikuti oleh seluruh manusia dan bukan untuk perempuan saja. Hal ini telah dijelaskan dengan seterang-terangnya dalam Al-Quran.
Di dalam surah At-Tahrim ayat 10-12, ditampilkan empat perempuan sebagai pelajaran (i’tibar) bagi umat manusia. Dua di antaranya sebagai teladan kebaikan dan dua lainnya merupakan contoh dalam keburukan. Di sini tidak ada pembicaraan tentang jenis kelamin laki-laki atau perempuan, karena masing-masing dapat mengambil pelajaran dari sejarah kemanusiaan yang disajikan Al-Quran.
Berkaitan dengan contoh keburukan, Al-Quran mengisahkan dua perempuan yang berperangai buruk, yaitu istri Nabi Luth as dan istri Nabi Nuh as. Allah SWT berfirman: “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan  dua orang hamba yang di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan kepada keduanya, masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.” (QS.At-Tahrim[66]:10)
Al-Quran juga mengemukakan dua contoh perempuan baik sebagai teladan. Pertama, Allah SWT berfirman: “Dan Allah membuat istri Firaun (sebagai) perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika dia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS.At-Tahrim[66]:11). Kedua, Perempuan teladan lainnya yang disebutkan adalah Maryam as. Allah SWT berfirman tentang keteladanan Maryam as: “Dan ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Tuhan dan kitab-kitab-Nya. Dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.” (QS.At-Tahrim[66]:12).
Kiranya dapat dipahami bahwa empat kisah yang disebutkan dalam surah At-Tahrim tersebut, bukanlah merupakan pelajaran bagi kaum perempuan saja, tetapi sekaligus untuk kaum laki-laki juga. Karena seperti telah disinggung bahwa manusia teladan adalah merupakan teladan atau contoh untuk seluruh manusia, tidak dikhususkan laki-laki atau perempuan saja.   
Makassar, Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rezim Yang Ambigu dan Problem Lingkungan di Indonesia

Permasalahan lingkungan hidup, telah mendapat perhatian besar di hampir semua negara. Ini terutama terjadi sejak dasawarsa 1970-an setelah d...