Dari sekian
banyak ibadah, haji adalah puncak ibadah ritual yang sangat didambakan bisa dilakukan setiap Muslim. Kita bisa
saksikan bagaimana antusiasme masyarakat dalam melaksanakan ibadah yang satu
ini pada setiap tahunnya. Selain karena pahalanya yang sangat besar,
orang-orang yang berhaji akan dianggap oleh Allah sebagai tamu-tamu-Nya. “Orang yang beribadah haji dan umrah adalah
tamu-tamu Allah serta mengaruniakan
mereka ampunan.” Demikian kata sebuah hadis.
Haji
merupakan ritual ziarah Kabah dan kegiatan manasik yang dilakukan di sepanjang
abad dan masa, dalam berbagai macam dan bentuknya. Kabah adalah rumah pertama
yang dibangun dengan tujuan agar manusia beribadah dan menyembah Allah. Dan
Kabah merupakan titik pusat pertama yang menarik para ahli ibadah menuju Allah
SWT. Allah berfirman :
Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah
yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi bagi semua manusia. Padanya
terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa yang mengingkari kewajiban haji, maka
sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali
Imran : 96-97)
Ibadah haji
menggambarkan kepulangan kita kepada Allah, yang mutlak, tidak terbatas dan
tidak ada yang menyerupai-Nya. Pulang kepada Allah menunjukkan suatu gerakan
yang pasti menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan
serta nilai-nilai.
Dr. Ali
Syariati dalam bukunya “Hajj”
berujar, “Wahai manusia, semua malaikat bersujud kepadamu; namun melalui
perjalanan waktu dan pengaruh kehidupan sosial, maka engkau pun telah banyak
sekali berubah. Engkau telah mengingkari janjimu untuk hanya menyembah kepada
Allah Yang Mahakuasa. Engkau malah menjadi pemuja berhala-berhala yang sebagian
di antaranya ciptaan manusia. Wahai engkau yang tercipta dari lumpur! Cari dan
ikutilah Ruh Allah. Terimalah undangannya, tinggalkan kampung halamanmu untuk
‘menjumpai’ Dia yang sedang menunggumu! Eksistensi manusia tidak akan bermakna
jika mendekati Ruh Allah tidak menjadi tujuannya. Singkirkan dirimu dari segala
tuntutan dan ketamakan yang memalingkanmu dari Allah. Maka bergabunglah dengan
kafilah haji yang dilakukan umat manusia sepanjang zaman untuk ‘menjumpai’
Allah Yang Mahakuasa. Wahai manusia,
kembalilah ke asalmu. Tunaikan ibadah haji dan temuilah ‘Sang Kekasih’
terbaikmu yang menciptakanmu sebagai sebaik-baiknya makhluk, dan Dia sedang
menantikan kedatanganmu. Tinggalkan istana-istana kekuasaan, gudang-gudang
kekayaan dan kuil-kuil menyesatkan. Menyingkirlah dari kawanan yang gembalanya
adalah serigala, lalu bergabunglah dengan rombongan Mi’ad yang sedang
mendatangi rumah Allah atau rumah umat manusia.”
Mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah. sebab itu, haji harus ditunaikan
semata-mata mengharap ridha Allah. Oleh karena kewajiban menunaikan ibadah haji
berasal dari Allah dan milik Allah (ungkapan ini khusus dalam masalah haji,
karena ungkapan ini tidak disebutkan sehubungan dengan masalah shalat, puasa,
dan hukum-hukum lainnya), maka melaksanakannya harus semata-mata lantaran
Allah. Bila seseorang mengadakan perjalanan menuju Mekah dengan tujuan
melancong, berniaga, dan sebagainya, maka haji seperti ini tidak mengandung
rahasia. Sebab, haji tersebut bukan perjalanan menuju Allah. Rahasia terpenting
haji adalah bahwa haji merupakan sebuah perjalanan menuju Allah, karena
diungkapkan dalam kalimat:
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah... (QS.Ali
Imran:97)
Pada buku “Hikmah dan Makna Haji”, Syaikh Abdullah
Jawadi Amuli menjelaskan bagaimana orientasi dan tujuan begitu penting dalam
perjalanan ibadah haji. Ia lalu mengatakan bahwa para manusia suci telah
meriwayatkan dari Rasulullah SAW, tanda-tanda diterimanya amal ibadah orang
yang berhaji. Beliau bersabda apabila seseorang mendapatkan hidayah menunaikan
ibadah haji dan berziarah ke Baitullah, dan ketika kembali dia menjadi orang
yang saleh, tidak melakukan maksiat lagi, dan menjauhkan diri dari kesalahan,
maka hal itu merupakan tanda-tanda bahwa hajinya diterima (oleh Allah SWT).
Namun,
apabila setelah berziarah ke Baitullah dia tetap melakukan perbuatan dosa dan
maksiat, maka hal tersebut merupakan tanda hajinya ditolak (mardud). Ini merupakan salah satu rahasia haji. Sebab,
rahasia-rahasia ibadah kita akan nampak nyata di hari penampakan batin. Pada
hari itu, semua manusia paham bahwa amal perbuatannya diterima atau ditolak.
Jika seseorang di dunia telah mencapai tingkatan (iman) sehingga bisa memahami
hajinya diterima atau ditolak, maka ia telah sampai pada rahasia-rahasia haji.
Dia akan meneliti mengapa amal ibadahnya diterima atau ditolak.
Dalam Surah
Az-Zariyat ayat 50, difirmankan, “Maka
segeralah kembali (menaati Allah)”, beberapa tafsiran menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan perjalanan (kembali) menuju Allah dalam ayat ini adalah ibadah
haji. Maka sejatinya, haji adalah perjalanan khusus. Di sini, kembali kepada
Allah diartikan bahwa manusia harus meninggalkan selain Allah dan mencari-Nya.
Namun, bila seseorang menunaikan haji dengan tujuan yang lain, maka ini adalah
perjalanan meninggalkan Allah, bukan kembali kepada Allah.
Imam
al-Sajjad Zainal Abidin berkata kepada Zuhri, muridnya, “Berapakah jumlah peziarah haji tahun ini?” Zuhri berkata, “Empat ratus ribu atau lima ratus ribu
orang.” Kemudian Imam as-Sajjad membukakan tabir gaib bagi Zuhri, sehingga
ia melihat hakikat batin orang-orang yang menunaikan ibadah haji. Ternyata,
mereka terlihat sebagai binatang. Saat itulah Imam al-Sajjad berkata, “Betapa sedikit orang yang berhaji dan
betapa banyak suara gemuruh teriakan.”
Akhirnya, manusia
harus istiqamah atas perjanjiannya dengan Tuhan di saat berhaji. Memelihara
ikrarnya yang diucapkan di hadapan Tuhan di saat menunaikan haji. Dengan
begitu, niscaya Tuhan akan wajibkan apa yang Dia janjikan untukmu kelak di hari
kiamat. Semoga Allah memberkahi perjalanan semua tamu-tamu Allah yang berangkat
ke tanah suci di tahun ini dari belahan dunia manapun mereka berasal. Semoga
Allah memelihara perjalanan mereka dan menjadikan haji mereka haji yang mabrur.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar